Langsung ke konten utama

BAB 4 PRODUKSI DAN PROYEKSI KEUANGAN

BAB 4
PRODUKSI DAN PROYEKSI KEUANGAN

Produksi adalah suatu kegiatan untuk membuat barang/jasa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dikatakan produksi saat mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau mengolah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. Misalnya, seorang penjahit mengolah kain menjadi pakaian yang siap dipakai, atau pabrik roti mengolah beberapa bahan baku untuk menjadi roti yang siap dimakan. Proses produksi merupakan salah satu tahapan penting dalam sebuah usaha yang harus direncanakan dan dipikirkan dengan matang karena berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan dan kualitas barang / jasa yang dihasilkan. Sebelum melakukan produksi, pastikan biaya produksi harus dihitung dengan benar agar pengusaha tidak mengalami kerugian. Yuk diisi pertanyaan di bawah ini:
SUMBER DAYA UTAMA, MODAL AWAL, DAN ALUR PRODUKSI

Dalam memproduksi suatu barang atau jasa, mengetahui sumber daya utama dan alur proses produksi merupakan hal yang penting. Dalam memulai sebuah usaha, sumber daya utama dibagi menjadi dua, yaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk mendukung terciptanya suatu produk dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses produksi. Berikut ini akan dibahas satu per satu peralatan, bahan baku, dan alur proses produksi :
1)      Peralatan yang digunakan
Dalam membuat suatu produk pasti dibutuhkan alat-alat untuk mendukung proses produksi. Contoh untuk produksi jahitan, maka dibutuhkan mesin jahit, benang, gunting, penggaris, dan sebagainya. Jika membuat kue, maka membutuhkan kompor, wajan, panci, dan lain sebagainya. Nah, untuk membantu proses produksi barang yang akan dibuat, tuliskan di bawah ini, alat apa saja yang akan diperlukan untuk digunakan dalam proses pembuatan produksi sebuah usaha agar bisa berjalan dengan lancar. Pastikan alat yang digunakan telah tersedia dan dalam kondisi bersih, layak pakai, tidak rusak, dan tidak menyebabkan kecelakaan.
a.       Wajan                                                   : Rp. 35.000
b.      Kompor                                                : Rp.350.000
c.       Baskom                                                : Rp.18.000
d.      Sendok Penggorengan                          : Rp.7500
e.      Tabung LPG                                          : Rp.150.000
f.        Pisau                                                     : Rp.9000
g.       Sendok Makan                                      : Rp.3500
h.      Tampah                                                  : Rp.15.000
Sehingga total biaya untuk membeli peralatan adalah sebesar Rp.588.000.Dari alat alat tersebut kami cuman mengeluarkan biaya Rp.15.000 untuk membeli tampah, namun biaya alat alat yang lain tetap kami anggarkan untuk mengatasi depresiasi atau penyusutan peralatan yang ada. Selain mengeluarkan biaya untuk pengadaan peralatan, terdapat juga beberapa biaya - biaya yang harus dikeluarkan pada awal suatu usaha agar dapat memulai usaha dengan lancar :
                                i.            Biaya promosi awal
                               ii.            Biaya sewa tempat (jika dibayar dimuka dalam jangka waktu tertentu, maka biaya sewa tempat dimasukkan ke dalam rincian biaya di atas, tetapi jika dibayar tiap bulan, biaya sewa tempat masuk ke biaya operasional bulanan)
                              iii.            Biaya resiko. Jumlah uang yang disediakan sebagai uang jaga-jaga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti produk basi, tidak terjual, tepung tumpah, telur pecah, dll. Uang untuk membeli membeli bahan baku awal produksi

Dari produk kami memerlukan biaya – biaya sebagai berikut :
1.       Biaya Promosi Awal (biaya pemasaran) yang di gunakan untuk pembelian kuota sebesar Rp.88.000
2.       Biaya sewa tempat yang di gunakan untuk produksi akan tetapi kami tidak mengeluarkan biaya sewa tempat sebesar Rp.0
3.       Biaya resiko yang di gunakan untuk berjaga jaga sebesar Rp.50.000
4.       Biaya bahan baku dan produksi awal Rp.27.000
Dari diatas dapat diketahu jumlah biaya biaya yang diperlukan sebesar Rp. .Sehingga, total modal awal yang dibutuhkan saat memulai usaha, yaitu: Biaya untuk membeli peralatan Rp. 588.000 Biaya lainnya (b) = 165.000 Total (a) + (b) = Rp. 753.000

2)      Memahami dengan pasti alur proses produksi
Untuk memastikan barang atau jasa yang diproduksi memiliki kualitas yang baik, pengusaha harus memahami setiap tahap dalam produksi yang dilakukan. Isilah kotak di bawah ini untuk memastikan bahwa kita mengetahui langkah-langkah dalam membuat produk, mulai dari saat menyiapkan bahan baku hingga barang siap untuk dijual. Berikut adalah contoh proses produksi keripik bayam. Jumlah langkah produksi bisa berbeda-beda, tergantung dari proses produksi yang akan dilakukan.
1.      Pembelian seluruh bahan baku
2.      Tomat dicuci hingga bersih
3.      Mengeluarkan bagian biji tomat
4.      Masukan tomat kedalam baskon dan campur gula pasir, air , garam secukupnya
5.      Masak sambil di aduk hingga merata hingga meresap kedalam tomat
6.      Letakkan ke dalam tampah untuk dikeringkan
7.      Setelah produk benar-benar kering, produk bisa dikemas
8.      Dan di pasarkan sesuai dengan target konsumen.
Dengan menuliskan alur produksi di atas, akan membantu pengusaha untuk memastikan bahwa proses produksi sudah dilaksanakan dengan benar dari awal hingga akhir, tidak ada tahapan yang terlewat, sehingga kualitas produk yang dihasilkan akan selalu sama dan terjaga.

BIAYA PRODUKSI
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk yang akan dijual. Biaya produksi merupakan biaya tidak tetap, karena besar kecilnya biaya tergantung dari sedikit/banyaknya jumlah produk yang akan dibuat. Jika yang dibuat banyak maka biayanya akan besar, tetapi jika yang dibuat hanya sedikit maka biayanya juga hanya sedikit. Dalam menghitung biaya produksi, ada 3 hal yang harus diperhitungkan, yaitu:
1.      Biaya Bahan Baku Langsung (BBBL) yaitu bahan baku utama  yang diguanakan dalam prosuksi yang tidak bisa digantikan dengan bahan lain. Misalnya, untuk membuat pisang goreng, yang termasuk BBBL adalah pisang, tepung, telur, air, dan lainnya.
2.      Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) yaitu biaya untuk membayar orang yang melakukan proses pembuatan produk.
3.      Biaya Pendukung yaitu semua biaya yang mendukung dalam proses produksi namun diluar biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya yang termasuk disini sebagai pelengkap atau atau pendukung saja. Biasanya yang termasuk biaya pendukung seperti biaya kemasan, dan sebagainya.

Jika 3 biaya – biaya di atas dijumlahkan, maka total 3 biaya tersebut disebut Harga Pokok Penjualan atau biasa disingkat HPP. Apakah penting menghitung HPP? SANGAT PENTING..!! Agar bisa diketahui berapa modal yang dibutuhkan untuk proses produksi. Dengan mengetahui biaya yang dikeluarkan, pengusaha bisa menetapkan harga jual dengan benar.

Biaya Produksi
Bahan
Jumlah
Merek/ Nama Toko/ Nama Penjual
Harga
Biaya
Bahan Baku Langsung (BBBL)
Tomat
5 Kg
Pak Sam
Rp.9000
Gula pasir
1 Kg
Abell
Rp.12.000
Garam
Secukupnya
2 Anak Pintar
Rp.1500
Air
Secukupnya

Rp.2000
TOTAL
Rp.21.000 (A)

Bagamana cara menghitung harga pokok penjualan (HPP)? Berikut merupakan cara mudah untuk menghitung harga pokok penjualan dengan contoh produk TOMATO SWEET CANDY.

Biaya Produksi
Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan
Biaya/orang
Total BTKL yang harus dibayar
Biaya Tenaga Kerja Langsung
3
10000
30000(B)









Untuk mempermudah pengusaha menentukan biaya produksi (Harga Pokok Penjualan), silahkan gunakan tabel biaya produksi dibawah ini:

Biaya Produksi
Bahan
Jumlah
Harga
Biaya Pendukung
Kemasan
15 Biji
Rp.7000

Label
15 Biji
Rp.1000

Kantong plastik
15 Biji
Rp.1000

Bensin
1 liter
Rp.10.000
TOTAL
Rp.19.000(C)

                                                            HPP =  (A) + (B) + (C)
                                             Setelah dihitung HPPnya, tahap berikutnya adalah mencari HPP per produk/unit/bungkus. Caranya mudah, HPP yang telah dihitung diatas, dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Berikut ini contoh tabel sederhana yang bisa digunakan untuk menghitung HPP dengan contoh produk TOMATO SWEET CANDY.

No
Biaya Produksi
Jumlah Biaya
1
Total biaya bahan baku langsung
Rp. 25.000
2
Biaya tenaga kerja langsung
Rp.30000
3
Biaya Pendukung
Rp.19.000
4
TOTAL BIAYA PRODUKSI (HPP)
Rp.74.000
5
Jumlah Produk yang dihasilkan
15 bungkus
6
HPP/unit (HPP dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan)
Rp.4.900














              Dari perhitungan di atas, bisa dilihat dengan biaya produksi sebesar Rp.74.000 menghasilkan  15 bungkus Tomato sweet Candy, maka HPP per bungkus didapati dari HPP yaitu Rp.74.000 dibagi jumlah produk yang dihasilkan yaitu 15 bungkus sehingga diketahui HPP per bungkus adalah Rp.4.900. Artinya, Rp.4.900 itu adalah biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu bungkus tomato sweet candy.
              Tidak ada cara khusus untuk menentukan harga jual suatu produk, karena biasanya pengusaha menetapkan berdasarkan harga pasar dan juga harga pesaing. Namun harga jual HARUS lebih besar dari harga pokok penjualan produk agar tidak rugi. Tabel berikut ini akan membantu menetapkan harga jual sehingga bisa diketahui laba kotor setiap produknya.

No
ITEM
HARGA
A
HPP per bungkus Tomato sweet candy
  Rp.4.900
B
Perkiraan Harga Jual Tomato sweet candy per bungkus
Rp. 3.100
TOTAL
Rp.8000
             








PERKIRAAN PERHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL
                      Selain biaya produksi, dalam melakukan suatu usaha ada biaya lain yang dikeluarkan oleh seorang pengusaha, yaitu biaya operasional. Jika biaya produksi termasuk biaya tidak tetap, maka biaya operasional termasuk biaya tetap. Dikatakan biaya tetap karena biaya yang dikeluarkan jumlahnya relatif tetap setiap bulannya. Yang dimaksud biaya operasional (biaya tetap) adalah biaya yang dikeluarkan setiap bulan untuk mendukung berjalannya suatu usaha, seperti biaya listrik, biaya air, biaya pegawai (jika ada), biaya promosi, dan lain-lain. Berikut ini adalah perkiraan biaya operasioal yang mungkin dikeluarkan untuk mendukung berjalannya suatu usaha.

No
Biaya Operasional
Jumlah
1
Sewa Tempat
Rp.50.000
2
Listrik dan air
Rp.25.000
3
Biaya Promosi
Rp.88.000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL TIAP BULAN
RP 163.000

PERHITUNGAN UNTUK MENUTUP BIAYA OPERASIONAL
              Biaya operasional sangat dimungkinkan keluar setiap bulan untuk mendukung jalannya suatu usaha. Jumlah biaya operasional bersifat tetap dan tidak tergantung dari jumlah produk yang terjual. Agar pengusaha tidak rugi, maka ada jumlah minimal yang harus terjual setiap bulannya agar bisa menutup biaya operasional, istilahnya Break Even Point (BEP). Break Even Point (BEP) adalah kondisi pengusaha tidak mengalami kerugian, tapi juga belum mendapatkan keuntungan.  Berapa yang harus dijual setiap bulannya agar pengusaha tidak rugi? Berikut ini cara menghitungnya :
  Titik Impas (Unit) =        
Rp.163.000
Rp.2.300
= 71 bungkus
                       
Dengan biaya operasional sebesar Rp. 750.000 per bulan, maka pengusaha harus menjual 250 bungkus setiap bulannya agar bisa menutup biaya operasional

PERHITUNGAN BALIK MODAL
            Hampir mirip dengan perhitungan untuk menutup biaya operasional, perhitungan balik modal ini juga penting untuk dihitung agar bisa diketahui kapan modal seorang pengusaha itu kembali. Dengan mengetahui kapan modal kembali, seorang pengusaha bisa merencanakan pengembangan usahanya lebih lanjut. Rumus yang digunakan juga relatif sama, hanya berbeda di bagian pembagi. Jika sebelumnya yang digunakan sebagai pembagi adalah biaya operasional, maka dalam perhitungan balik modal, pembaginya adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal awal saat akan memulai usaha.
Titik Impas (Unit) =          
Rp.200.000
Rp.2.300
= 87 unit
 
Dengan modal Rp. 2.000.000 maka pengusaha tersebut akan balik modal setelah menjual 667 bungkus keripik bayam. Sekarang, silahkan hitung perkiraan balik modal usaha mu.

TARGET PRODUKSI, PENJUALAN, DAN PERKIRAAN LABA KOTOR
Dalam menjalankan suatu usaha, hendaknya seorang pengusaha mempunyai target produksi dan penjualan agar semangat dan terarah dalam menjalankan usahanya. Berikut ini adalah contoh perhitungan perkiraan pendapatan dalam 3 bulan :
1.     Pada bulan September Tomato Sweet Candy memiliki HPP perbungkus Rp.4900 harga jual perunit Rp.8000 laba kotor perunit Rp.3100 perkiraan penjualan dalam satu bulan 15 bungkus perhari adalah 450 unit perbulan perkiraa laba kotor dalam satu bulan Rp.1.395.000
2.     Pada bulan Oktober Tomato Sweet Candy memiliki HPP perbungkus Rp.4900 harga jual perunit Rp.8000 laba kotor perunit Rp.3100 perkiraan penjualan dalam satu bulan 20 bungkus perhari adalah 600 unit perbulan perkiraa laba kotor dalam satu bulan Rp.1.860.000
3.     Pada bulan November Tomato Sweet Candy memiliki HPP perbungkus Rp.4900 harga jual perunit Rp.8000 laba kotor perunit Rp.3100 perkiraan penjualan dalam satu bulan 25 bungkus perhari adalah 900 unit perbulan perkiraa laba kotor dalam satu bulan Rp.2.790.000
Sehingga jumlah dalam 3 bulan Terjual 1950 bungkus dengan total laba kotor Rp.6.045.000
Perkiraan penjualan dan laba kotor sangat bisa berubah tergantung rencana dan target masing-masing pengusaha. Setelah diketahui laba kotor dan biaya operasional setiap bulan, maka pengusaha bisa mengetahui berapa laba bersih setiap bulannya. Berikut perhitungan sederhananya:
1.     Pada bulan September memperkirakan laba kotor Rp.1.395.000 dan perkiraaan biaya operasional RP 163.000 perkiraan laba bersih Rp1.232.000
2.     Pada bulan September memperkirakan laba kotor Rp.1.860.000 dan perkiraaan biaya operasional RP 163.000 perkiraan laba bersih Rp1.697.000
3.     Pada bulan September memperkirakan laba kotor Rp.2.790.000 dan perkiraaan biaya operasional RP 163.000 perkiraan laba bersih Rp2.627.000


Sekian dari saya terima kasih telah berkunjung dan membaca blog ini semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan kata.
Waasalamualaikum Wr.Wb.
Sumber : Modul USAID JAPRI
#JAPRI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bauran Pemasaran (PLACE atau LOKASI)

 BAURAN PEMASARAN (PLACE) Salah satu unsur dari marketing mix yaitu place. Place atau lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis. Dalam menentukan lokasi usaha pilihlan lokasi yang strategis, maksudnya strategis adalah berada dalam keramaian, dekat dengan bahan baku jika perusahaan barang. Sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan informasi tentang bisnis yang anda pilih dan bisa menarik konsumen.  Menurut Philip Kotler distribusi adalah : “ The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer ”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Sedangkan Boom dan Bitner (dalam Dias & Shah, 2009:318), mereka menyebutkan bahwa lokasi pemasaran, terdapat beberapa pemain yang terlibat di dalamnya, yaitu  marketing intermediary ,  channel of distribution , agen atau  broker ,  wholesaler ...